SEO BLOG & TEMPLATES
ENSIKLOPEDIA KINERJA APARATUR NEGARA
D I R E K T O R I
Amung Us
CB Magazine »
SUARA RAKYAT
»
Peneliti USA - Australia : " Lumpur Lapindo akibat Pengeboran bukan Bencana Alam "
Peneliti USA - Australia : " Lumpur Lapindo akibat Pengeboran bukan Bencana Alam "
Posted by CB Magazine on |
SUARA RAKYAT
Studi Baru Menggugat Teori Penyebab Bencana Lumpur Lapindo
Hasil pengukuran H2S membantah skenario adanya hubungan antara hidrotermal dengan formasi tanah liat sebelum erupsi.
Makalah yang ditulis oleh tim ilmuwan Australia dan Amerika Serikat di jurnal Nature Geosciences pada 29 Juni 2015 kembali membuka perdebatan tentang sebab bencana lumpur Lapindo.
Makalah berjudul "Initiation of the Lusi Mudflow Disaster" itu mengungkap bahwa luapan lumpur yang membuat 40.000 orang harus mengungsi tersebut tidak dipicu oleh gempa Yogyakarta, tetapi oleh aktivitas pengeboran.
Kesimpulan dari hasil studi MRP Tingay dari Australian School of Petroleum, University of Adelaide, dan rekannya itu bertentangan dengan studi Stephen Miller dari University of Bonn di Jerman yang juga dimuat di Nature Geoscience tahun 2013 lalu.
Tingay dan tim menganalisis data konsentrasi gas dan komposisinya sejak Maret 2006 hingga 29 Mei 2006, dua hari setelah gempa Yogyakarta. Pengukuran ini memungkinkan analisis pelepasan gas sebelum gempa dan erupsi lumpur serta sesudahnya.
Pandangan bahwa bencana Lapindo disebabkan gempa menyatakan, gelombang seismik menjalar hingga lokasi pengeboran di Sidoarjo, menyebabkan pencairan formasi clay di bawah wilayah Kalibeng, memicu luapan.
Tekanan yang menyebabkan luapan lumpur memicu pelepasan gas. Pelepasan gas sendiri memang terjadi saat lumpur meluap. Namun, bila memang gempa memicu pencairan formasi clay, seharusnya pelepasan gas juga terjadi saat gempa.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa dari 48 jam sebelum gempa Yogyakarta bermagnitudo 6,3 pada 27 Mei 2006 hingga 24 jam sesudahnya, tidak ada peningkatan pelepasan gas di sekitar lokasi pengeboran Lapindo.
Analisis data setelah gempa menunjukkan bahwa gas yang lepas di wilayah Banjar Panji, sumur gas terdekat dari tempat luapan lumpur, lebih rendah dari biasanya. Padahal, jika memang gempa memicu luapan lumpur, pelepasan gas seharusnya meningkat.
Tingay juga membandingkan gas hidrogen sulfida (H2S) sebelum dan sesudah erupsi. Sebelum erupsi lumpur, konsentrasi gas H2S selalu rendah. Namun, gas itu lalu terobservasi begitu erupsi lumpur terjadi.
Satu-satunya sumber H2S di cekungan Jawa Timur adalah di batuan karbonat tersier. Tak jelas apakah pengeboran sampai pada lapisan batuan karbonat, tetapi di bawah lokasi pengeboran Banjar Panji dipercaya memang terdapat formasi karbonat Tuban dari masa Miocene.
Bencana lumpur Lapindo sebelumnya juga sempat dikaitkan dengan faktor hidrotermal. Fluida hidrotermal bersama gempa Yogyakarta memicu pencairan formasi clay dan memobilisasinya ke permukaan.
Hasil pengukuran H2S membantah skenario adanya hubungan antara hidrotermal dengan formasi tanah liat sebelum erupsi. Hidrotermal bisa saja berpengaruh, tetapi sistemnya tetap ada pada kedalaman, "terkunci" hingga saat erupsi.
"Jika dianalisis bersama, pengukuran tingkat emisi gas dan komposisi yang kami lakukan memberi petunjuk tentang sistem pemicu luapan lumpur dan menunjukkan bahwa pencairan formasi tanah liat Kalibeng tidak terjadi," ungkap Tingay dalam makalahnya.
"Kami menyimpulkan bahwa erupsi lumpur tidak dipicu oleh alam, tetapi merupakan konsekuensi dari pengeboran," kata Tingay dalam makalah yang diterbitkan 29 Juni 2015 lalu.
(sumber : nationalgeographic)
Tweet
Top 5 Popular of The Week
-
JAKARTA, -- Walikota Palembang, Sumatera Selatan, Eddy Santana Putra MT menikahi siri model panas, Eva Ajeng tanpa seizin istrinya, Sri...
-
JAKARTA, -- Enam tersangka kasus korupsi di Bank BRI cabang khusus Jakarta tidak ditahan dan hanya dikenakan status pencekalan. “Mere...
-
BATOLA – Nasib guru honorer Madrasyah Ibtidaiyah di Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Barito Kuala (Batola) memprihatinkan. Hingga kemari...
-
Dalam rangka studi banding proses pembuatan Rancangan Undang-Undang (RUU) Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai revisi UU 18/2009. Komisi...
-
JAKARTA- Presiden Joko Widodo berharap kerja sama bisnis antara BUMN nasional dengan BUMN China dapat ditingkatkan guna menjadikan Indonesia...
-
JAKARTA,- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengkaji ada atau tidak tindak pidana kasus korupsi dalam pencatutan nama Presiden Joko Widod...
-
JAKARTA, — Mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Lasro Marbun menyebut bahwa Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah ...
-
Jakarta : Terpidana kasus korupsi Muhammad Nazaruddin mengungkap ada aliran dana pengadaan Elektronik KTP (E-KTP) kepada sejumlah elite p...
-
Tragedi yang terjadi di Tolikara Papua sepekan lalu nampaknya hingga hari ini masih menyisakan persoalan hukum yang belum terselesaikan. Buk...
-
BANDAR LAMPUNG, --- Hampir sembilan bulan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung belum mampu menangkap mantan Bupati Lampung Timur (Lamtim...